Jakarta - Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan bobot nilai Ujian Nasional (UN) tahun ini sebesar 60 persen. Jumlah ini sengaja dibuat lebih besar dibandingkan dengan bobot nilai ujian sekolah sebesar 40 persen.
"Kita tetapkan 60:40, 60 UN, 40 itu hasil nilai ujian sekolah. Dan besok akan saya sahkan, tinggal saya tanda tangani," ujar Mendiknas M Nuh usai jumpa pers di Kemendiknas Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (27/12/2010).
Penetapan bobot tersebut dikatakan Nuh, berdasarkan hasil rekapitulasi secara keseluruhan dari hasil ujian para siswa diseluruh sekolah. Mulai dari sekolah yang berakreditasi A, B, maupun C.
Lebih lanjut Nuh menjelaskan, rata-rata nilai rapor siswa yang berasal dari ketiga sekolah itu berkisar antara 7 sampai 8. Walaupun sebenarnya ada juga sebagian sekolah yang memang masih memberikan nilai 5 atau 6.
"Tapi untuk sekolah akreditasi C mereka tampaknya tidak berani memberi nilai 5 atau 6, juga nilai 9. Akreditasi C hanya berani memberi nilai rapor pada kisaran 7 atau 8," jelas Nuh.
Agar tidak terjadi kejomplangan nilai rapor untuk antara sekolah berakreditasi A, B dengan C, dijelaskan Nuh akan coba dibantu dengan memperbesar bobot dari nilai sekolah yang merupakan gabungan nilai rapor dan nilai UAS itu. Dengan begitu, dikatakan Nuh, nilai UN bisa dipakai sebagai kompensator.
Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan dua komponen untuk menentukan nilai akhir siswa, yakni nilai UN dan nilai sekolah yang merupakan gabungan nilai rapor selama tiga tahun dengan nilai UAS. Maka dari itu untuk mencapai kelulusan, artinya nilai para siswa harus mencapai target 5,5.
"Kalau untuk standar kelulusan tahun ini tetap di 5,5," tandasnya. (detik.com)
Selasa, 28 Desember 2010
Selasa, 09 November 2010
Rempah Pengikis Lemak

Kunyit
Campuran kunyit dan asam Jawa dikonsumsi sebagai jamu untuk perawatan tubuh. Asupan secara teratur dapat membantu mengurangi kadar kolesterol jahat, menstabilkan tekanan darah tinggi, meningkatkan sirkulasi darah, mencegah penggumpalan darah, dan mengurangi risiko serangan jantung.
Kunyit umumnya dipakai untuk bumbu kari, gulai, masakan ikan, daging unggas dan sebagainya. Beberapa resep masakan Thailand, Arab, dan Mediteranian juga menggunakan rempah kunyit.
Pedas dalam cabe merah memiliki kemampuan merangsang sistem saraf pusat untuk menghasilkan panas dalam tubuh. Kondisi tersebut bisa membuat tubuh membakar kalori dan lemak lebih cepat. Selain itu, menurut studi, The Perricone Weight-Loss Diet, pedasnya cabe merah juga dapat bertindak sebagai penekan nafsu makan.
Studi lain yang diterbitkan 'Journal of Obesitas' juga menemukan, bumbu satu ini mampu meningkat oksidasi lemak dan membantu tubuh untuk mengurangi kelebihan berat badan. Jika tidak suka pedas, jangan khawatir. Menurut penelitian, kemampuan cabe untuk mengurangi nafsu makan sama efektifnya jika bahan itu dicerna dalam bentuk makanan atau kapsul.
Bawang Putih
Bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol serta mengurangi terjadinya pembekuan darah di dalam pembuluh nadi jantung yang menyempit. Ekstrak bawang putih mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk melawan oksidasi dari serum lemak.
Madu
Madu sangat dianjurkan bagi mereka yang tengah menjalani program diet pelangsingan tubuh. Tambahkan madu dan lemon dalam segelas air hangat untuk menu sarapan. Madu berperan sebagai pasokan energi tanpa menimbun lemak di tubuh. Rasa manis dari madu bisa menjadi pengganti gula untuk meningkatkan energi.
Daun kari
Berupa tanaman perdu. Daunnya memiliki aroma khas menyengat. Cocok untuk masakan gule dan kari. Memasukkan 8-10 lembar daun ini ke masalan sehari-hari, cukup membantu meluruhkan lemak dan racun dalam tubuh. Daun ini juga bermanfaat mengurangi kadar kolesterol jahat.
Minyak mustard
Banyak dimanfaatkan di India untuk memasak dan pengobatan. Minyak dengan kandungan rendah lemak jenuh ini memiliki efek membersihkan dan meningkatkan sirkulasi darah. Minyak ini juga mengandung antioksidan dan vitamin essensial yang baik bagi kesehatan jantung. (pet)
Sumber : Vivanews.com, by Pipiet Tri Noorastuti, Lutfi Dwi Puji Astuti
Minggu, 31 Oktober 2010
Merapi Oh Merapi

Gunung Merapi meletus tiada henti. Sesekali intensitas letusannya menurun. Namun sejak dini hari tadi, intensitasnya kembali meningkat.
"Sejak pukul 00.50 WIB tadi, intensitasnya kembali meningkat. Hingga kini letusan masih tetap berlangsung," ujar Kepala Mitigasi Bencana dan Vulkanologi, Surono, kepada detikcom, Minggu (7/11/2010).
Mbah Rono, panggilan akrabnya, menjelaskan aktivitas Merapi memang tidak pernah berhenti. Sejak 3 November lalu, Merapi tidak pernah berhenti meletus.
"Ini berbahaya, jelas," tambah Mbah Rono.
Beberapa pembaca detikcom melaporkan suara gemuruh Merapi jelas terdengar sejak dini hari tadi. "Saat ini Merapi bergemuruh lagi," tulis Shofiya pukul 04.30 WIB.
Sementara Hiday menulis gemuruh Merapi dini hari tadi membuat warga di pengungsian panik. "Merapi kembali bergemuruh mulai dari jam 3 WIB sampai jam 4.15 WIB. Kebanyakan warga panik di pengungsian di Pemda Klaten," tulis Hiday.
Sumber : Ramadhian Fadillah from Detik.com
Jumat, 29 Oktober 2010
SELAMAT JALAN MAS TUTUR
Keluarga besar SPERO JOGJA Ngawi
mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Relawan PMI Bantul
TUTUR PRIJONO
saat bertugas dalam Tanggap Darurat Bencana Gunung Merapi.
Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT dan ditempatkan di surga-Nya.
Amiin.
mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Relawan PMI Bantul
TUTUR PRIJONO
saat bertugas dalam Tanggap Darurat Bencana Gunung Merapi.
Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT dan ditempatkan di surga-Nya.
Amiin.
5 Alasan Guru Takut Lakukan PTK
Dewasa ini banyak dijumpai guru yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya. Mengapa?
Ada 5 alasan utama yang menyebabkan guru takut melakukan PTK:
Kurang memahami profesi
Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia, sehingga hendaknya mereka menyadari ini. Guru harus dapat memahami peran dan fungsinya di sekolah, karena guru sekarang bukan hanya guru yang mampu mentransfer ilmu dengan baik, tetapi juga mampu digugu dan ditiru untuk memberi tauladan yang tidak hanya sebatas ucapan, tapi juga tindakan.
Profesi guru adalah profesi yang bukan hanya mulia di mata manusia, tetapi juga di mata Tuhan. Karena itu guru harus dapat mengajar dan mendidik dengan hatinya agar dapat menjadi mulia. Hati yang bersih dan suci akan terpancar dari wajahnya yang selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5 S dalam kesehariannya, yaitu Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar.
Malas membaca buku dan malas menulis
Masih banyak guru yang malas membaca, padahal dari membaca itulah akan terbuka wawasan luas. Kesibukan-kesibukan mengajar membuat guru merasa kurang sekali waktu untuk membaca. Ini nyata, dan terjadi di sekolah kita.
Bukan hanya di sekolah, di rumah pun guru malas membaca. Guru harus dapat melawan kebiasaan malas membaca. Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu, namun bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa.
Guru yang rajin membaca, otaknya ibarat mesin pencari google di internet. Bila ada siswa yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para siswanya dengan cepat dan benar.
Guru yang terbiasa membaca, maka akan terbiasa menulis. Dari membaca itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri. Guru yang rajin menulis, maka ia mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah pisau.
Kurang sensitif terhadap waktu dan terjebak rutinitas
Guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik tidak akan banyak meraih prestasi dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu yang disia-siakan, sehingga guru harus sensitif terhadap waktu. Ia harus selalu terjaga dari sesuatu yang kurang bermanfaat.
Guru juga harus pandai mengatur rutinitas kerjanya. Jangan sampai terjebak rutinitasnya, yang justru tidak mengantarkan dia menjadi guru dan tidak dapat diteladani anak didiknya.
Guru harus pandai mensiasati pembagian waktu kerjanya. Buatlah jadwal yang terencana. Buang kebiasan-kebiasaan yang membawa guru untuk tidak terjebak di dalam rutinitas kerja, misalnya, membuat diari atau catatan harian yang ditulis dalam agenda guru, di dalam blog internet, dan lain-lain. Rutinitas kerja tanpa sadar membuat guru terpola menjadi guru yang kurang berkualitas.
Kurang memahami PTK
Banyak guru kurang memahami penelitian tindakan kelas atau PTK. Guru menganggap PTK itu sulit. Padahal, PTK itu tidak sesulit yang dibayangkan, karena PTK dilakukan dari keseharian mereka mengajar.
Tidak ada yang sulit. Guru hanya perlu merenung sedikit dari proses pembelajarannya, mencatat masalah-masalah yang timbul, dan mencoba mencari solusinya. Ajaklah teman sejawat agar proses observasi dan refleksinya tidak terlalu subyektif.
PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
(Wijaya Kusumah/Guru TIK SMP Labschool, Jakarta), Sumber : www.igi.co.id. from kompas.com
Ada 5 alasan utama yang menyebabkan guru takut melakukan PTK:
Kurang memahami profesi
Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia, sehingga hendaknya mereka menyadari ini. Guru harus dapat memahami peran dan fungsinya di sekolah, karena guru sekarang bukan hanya guru yang mampu mentransfer ilmu dengan baik, tetapi juga mampu digugu dan ditiru untuk memberi tauladan yang tidak hanya sebatas ucapan, tapi juga tindakan.
Profesi guru adalah profesi yang bukan hanya mulia di mata manusia, tetapi juga di mata Tuhan. Karena itu guru harus dapat mengajar dan mendidik dengan hatinya agar dapat menjadi mulia. Hati yang bersih dan suci akan terpancar dari wajahnya yang selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5 S dalam kesehariannya, yaitu Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar.
Malas membaca buku dan malas menulis
Masih banyak guru yang malas membaca, padahal dari membaca itulah akan terbuka wawasan luas. Kesibukan-kesibukan mengajar membuat guru merasa kurang sekali waktu untuk membaca. Ini nyata, dan terjadi di sekolah kita.
Bukan hanya di sekolah, di rumah pun guru malas membaca. Guru harus dapat melawan kebiasaan malas membaca. Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu, namun bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa.
Guru yang rajin membaca, otaknya ibarat mesin pencari google di internet. Bila ada siswa yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para siswanya dengan cepat dan benar.
Guru yang terbiasa membaca, maka akan terbiasa menulis. Dari membaca itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri. Guru yang rajin menulis, maka ia mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah pisau.
Kurang sensitif terhadap waktu dan terjebak rutinitas
Guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik tidak akan banyak meraih prestasi dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu yang disia-siakan, sehingga guru harus sensitif terhadap waktu. Ia harus selalu terjaga dari sesuatu yang kurang bermanfaat.
Guru juga harus pandai mengatur rutinitas kerjanya. Jangan sampai terjebak rutinitasnya, yang justru tidak mengantarkan dia menjadi guru dan tidak dapat diteladani anak didiknya.
Guru harus pandai mensiasati pembagian waktu kerjanya. Buatlah jadwal yang terencana. Buang kebiasan-kebiasaan yang membawa guru untuk tidak terjebak di dalam rutinitas kerja, misalnya, membuat diari atau catatan harian yang ditulis dalam agenda guru, di dalam blog internet, dan lain-lain. Rutinitas kerja tanpa sadar membuat guru terpola menjadi guru yang kurang berkualitas.
Kurang memahami PTK
Banyak guru kurang memahami penelitian tindakan kelas atau PTK. Guru menganggap PTK itu sulit. Padahal, PTK itu tidak sesulit yang dibayangkan, karena PTK dilakukan dari keseharian mereka mengajar.
Tidak ada yang sulit. Guru hanya perlu merenung sedikit dari proses pembelajarannya, mencatat masalah-masalah yang timbul, dan mencoba mencari solusinya. Ajaklah teman sejawat agar proses observasi dan refleksinya tidak terlalu subyektif.
PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
(Wijaya Kusumah/Guru TIK SMP Labschool, Jakarta), Sumber : www.igi.co.id. from kompas.com
Kamis, 28 Oktober 2010
Wah, UN 2011 Tanpa Pemantau Independen!
Berdasarkan hasil evaluasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) terhadap pelaksanaan ujian nasional (UN) 2010 lalu, tim pemantau independen yang bertugas memantau UN akan ditiadakan. Tugas pemantauan akan diserahkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi (Disdik).
Demikian diungkapkan Ketua BSNP Djemari Mardapi dalam diskusi Lokakarya Ujian Nasional (UN) di Jakarta, Jumat (15/10/2010). Djemari memaparkan beberapa poin untuk menyempurnakan penyelenggaraan UN. "UN tetap dilaksanakan pada seluruh satuan pendidikan dasar dan menengah. Kriteria kelulusan UN untuk sekolah kategori mandiri, yaitu standar kelulusan yang dibuat dari sekolah yang bersangkutan, harus ditentukan oleh BSNP," ujar Djemari.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Negeri Medan Syawal Gultom, mengatakan perlunya dilakukan beberapa poin sebagai langkah penguatan UN 2011 mendatang. Pertama, standarisasi yang diberlakukan pada UN 2011 harus jelas dan menguntungkan bagi semua pihak.
“Kedua adalah perbaikan seluruh proses pelaksanaan UN, distribusi soal, dan percetakannya,” lanjut Syawal.
Selain itu, lanjut Syawal, perlu diterapkan reward and punishment secara tegas siapapun yang melanggar ketentuan tentang UN 2011 nanti. "Perlu juga diperkuat nota kesepahaman lintas kementrian, yang dalam hal ini adalah Kemdiknas, Kemendagri, dan Polri," ujarnya.
Demikian diungkapkan Ketua BSNP Djemari Mardapi dalam diskusi Lokakarya Ujian Nasional (UN) di Jakarta, Jumat (15/10/2010). Djemari memaparkan beberapa poin untuk menyempurnakan penyelenggaraan UN. "UN tetap dilaksanakan pada seluruh satuan pendidikan dasar dan menengah. Kriteria kelulusan UN untuk sekolah kategori mandiri, yaitu standar kelulusan yang dibuat dari sekolah yang bersangkutan, harus ditentukan oleh BSNP," ujar Djemari.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Negeri Medan Syawal Gultom, mengatakan perlunya dilakukan beberapa poin sebagai langkah penguatan UN 2011 mendatang. Pertama, standarisasi yang diberlakukan pada UN 2011 harus jelas dan menguntungkan bagi semua pihak.
“Kedua adalah perbaikan seluruh proses pelaksanaan UN, distribusi soal, dan percetakannya,” lanjut Syawal.
Selain itu, lanjut Syawal, perlu diterapkan reward and punishment secara tegas siapapun yang melanggar ketentuan tentang UN 2011 nanti. "Perlu juga diperkuat nota kesepahaman lintas kementrian, yang dalam hal ini adalah Kemdiknas, Kemendagri, dan Polri," ujarnya.
(NW// Sumber : http://www.klubguru.com from kompas.com)
Hidayatullah: Alihkan Juru Kunci Merapi ke Teknologi

Seruan tersebut disampaikan Wakil Ketua PP Hidayatullah Drs Hamim Thohari, MSi, menyikapi maraknya berita tentang Mbah Maridjan di berbagai media yang justru mengalahkan musibahnya sendiri .
Semenjak musibah gunung Merapi terjadi, Juru Kunci Gunung Merapi ini nama yang paling banyak diberitakan media. Mulai media harian, TV, radio sampai media online. Tak terkecuali jejaring sosial Facebook dan Twitter.
"Cukup teknologi dan para ahli yang menjadi juru kunci, ketimbang menunjuk juru kunci tradisional dan konvensional yang membaca tanda alam lebih ke arah mitos, syirik, dan tahayul," kata Hamim kepada Hidayatullah.com, Kamis (28/10).
Hamim menjelaskan, di era 1970 dan tahun 80-an, teknologi untuk mendeteksi bencana semisal tsunami, gunung meletus, atau gempa bumi, baru sedikit, bahkan bisa dikata belum ada di Indonesia. Sebab itu, di era tersebut orang masih mengandalkan tanda-tanda alam.
"Dalam hal ini, ada orang yang mempunyai kepekaan khusus dalam membaca tanda-tanda alam. Orang yang seperti inilah yang ditunjuk menjadi juru kunci," paparnya.
Juru kunci ini kemudian, lanjut Hamim, ditunjuk untuk memberi peringatan dini kepada masyarakat, setelah membaca tanda-tanda alam yang dianggap membahayakan. Dalam konteks ini, kata Hamim, Mbah Maridjan ditunjuk sebagai juru kunci untuk menyelamatkan warga dari bahaya Merapi.
Hamim menandaskan, seiring perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah bisa mendeteksi lebih akurat terhadap gejala alam dan tanda-tanda bahaya, baik bencana di laut, gunung atau udara, maka cukuplah teknologi dan para ahli yang menjadi juru kunci.
"Agar masyarakat lebih logis dan tidak mudah percaya dengan juru kunci yang dalam membaca tanda alam lebih kepada hal-hal yang berbau mitos dan syirik," tandasnya.
Sumber : [ain/www.hidayatullah.com]
25 TUGAS WALI KELAS
SMP Negeri 2 Jogorogo selalu berupaya untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada peserta didik. Salah satu upaya itu antara lain dengan mengoptimalkan peran Wali Kelas. Untuk lebih mengoptimalkan peran wali kelas, SMP Negeri 2 Jogorogo merinci tugas wali kelas menjadi 25, yakni :
1. Membantu siswa dalam membentuk susunan oganisasi kelas
2. Menyiapkan administrasi dan kelengkapan kelas, yang meliputi :
a. daftar hadir siswa, b. jurnal kelas c. buku penghubung dengan orang tua/wali murid d. buku catatan siswa e. jadwal piket harian siswa f. jadwal pelajaran g. daftar organisasi kelas h. daftar inventaris kelas i. tata tertib sekolah j. tata tertib kelas k. skor pelanggaran l. janji siswa m. denah tempat duduk n. daftar 7 K o. visi misi kelas p. motto kelas q. raport siswa r. papan data kelas s. papan tempel karya siswa t. sapu (minimal 2 sapu lidi, 2 sapu duk) u. serok sampah v. tempat sampah w. ember dan pel x. sulak/kemuceng y. kain lap z. taplak aa. tempat kapur/spidol dan penghapus ab. keset ac. cermin ad. semir dan sikat sepatu ae. kipas angin dan jam dinding af. gambar presiden & wakil presiden ag. gambar Garuda Pancasila ah. bendera merah putih ai. kotak PPPK dan isinya aj. buku/daftar kelompok belajar ak. papan pengumuman/informasi dan majalah dinding kelas
2. Memahami karakteristik, kondisi ekonomi dan sosial setiap siswa
3. Menghafal nama dan jumlah siswa termasuk jumlah laki-laki dan perempuannya
4. Menulis/mengisi buku legger dan raport
5. Mengetahui dan mencatat siswa yang berbakat
6. Mengetahui dan mencatat siswa yang bermasalah
7. Memanggil dan membina secara khusus siswa yang bermasalah
8. Mendampingi barisan kelas dalam setiap upacara bendera
9. Memberikan teladan yang baik pada siswa terutama dalam kedisiplinan dan ketertiban
10. Mengadakan operasi/razia ketertiban, rambut, dll
11. Melakukan home visit
12. Memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban siswa termasuk pengurus kelas
13. Mengontrol kebersihan dan jadwal piket siswa setiap hari
14. Mengecek administrasi dan kelengkapan kelas, bila ada yang kurang segera menindaklanjutinya
15. Menciptakan suasana kelas menjadi nyaman
16. Mengecek dan menandatangani jurnal kelas dan daftar hadir siswa minimal satu minggu sekali
17. Mencatat dan menghitung prosentase kehadiran siswa setiap bulan
18. Mengontrol dan menindaklanjuti ketidakhadiran siswa
19. Membantu siswa bila ada permasalahan dengan guru mata pelajaran
20. Membantu siswa dalam mengembangkan Emotional Quotation, dan Social Quotation
21. Mendampingi siswa dalam kegiatan sholat Dhuhur/Jumat
22. Membantu siswa dalam berpikir kritis, beretika, mandiri dan bertanggungjawab
23. Mengkoordinir tabungan siswa
24. Memberikan reward dan atau sanksi kepada siswa
25. Melaporkan kegiatan wali kelas kepada Kepala Sekolah minimal satu semester sekali (
NW)
1. Membantu siswa dalam membentuk susunan oganisasi kelas
2. Menyiapkan administrasi dan kelengkapan kelas, yang meliputi :
a. daftar hadir siswa, b. jurnal kelas c. buku penghubung dengan orang tua/wali murid d. buku catatan siswa e. jadwal piket harian siswa f. jadwal pelajaran g. daftar organisasi kelas h. daftar inventaris kelas i. tata tertib sekolah j. tata tertib kelas k. skor pelanggaran l. janji siswa m. denah tempat duduk n. daftar 7 K o. visi misi kelas p. motto kelas q. raport siswa r. papan data kelas s. papan tempel karya siswa t. sapu (minimal 2 sapu lidi, 2 sapu duk) u. serok sampah v. tempat sampah w. ember dan pel x. sulak/kemuceng y. kain lap z. taplak aa. tempat kapur/spidol dan penghapus ab. keset ac. cermin ad. semir dan sikat sepatu ae. kipas angin dan jam dinding af. gambar presiden & wakil presiden ag. gambar Garuda Pancasila ah. bendera merah putih ai. kotak PPPK dan isinya aj. buku/daftar kelompok belajar ak. papan pengumuman/informasi dan majalah dinding kelas
2. Memahami karakteristik, kondisi ekonomi dan sosial setiap siswa
3. Menghafal nama dan jumlah siswa termasuk jumlah laki-laki dan perempuannya
4. Menulis/mengisi buku legger dan raport
5. Mengetahui dan mencatat siswa yang berbakat
6. Mengetahui dan mencatat siswa yang bermasalah
7. Memanggil dan membina secara khusus siswa yang bermasalah
8. Mendampingi barisan kelas dalam setiap upacara bendera
9. Memberikan teladan yang baik pada siswa terutama dalam kedisiplinan dan ketertiban
10. Mengadakan operasi/razia ketertiban, rambut, dll
11. Melakukan home visit
12. Memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban siswa termasuk pengurus kelas
13. Mengontrol kebersihan dan jadwal piket siswa setiap hari
14. Mengecek administrasi dan kelengkapan kelas, bila ada yang kurang segera menindaklanjutinya
15. Menciptakan suasana kelas menjadi nyaman
16. Mengecek dan menandatangani jurnal kelas dan daftar hadir siswa minimal satu minggu sekali
17. Mencatat dan menghitung prosentase kehadiran siswa setiap bulan
18. Mengontrol dan menindaklanjuti ketidakhadiran siswa
19. Membantu siswa bila ada permasalahan dengan guru mata pelajaran
20. Membantu siswa dalam mengembangkan Emotional Quotation, dan Social Quotation
21. Mendampingi siswa dalam kegiatan sholat Dhuhur/Jumat
22. Membantu siswa dalam berpikir kritis, beretika, mandiri dan bertanggungjawab
23. Mengkoordinir tabungan siswa
24. Memberikan reward dan atau sanksi kepada siswa
25. Melaporkan kegiatan wali kelas kepada Kepala Sekolah minimal satu semester sekali (
NW)
IKHLAS ITU INDAH
Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).
sumber : ferdiansyah http://inspirenight.blogspot.com/2010/09/ikhlas-itu-indah.html
http://www.resensi.net/ikhlas-itu-indah/2010/10/28/#more-850
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).
sumber : ferdiansyah http://inspirenight.blogspot.com/2010/09/ikhlas-itu-indah.html
http://www.resensi.net/ikhlas-itu-indah/2010/10/28/#more-850
Rabu, 27 Oktober 2010
INDONESIA MENANGIS LAGI
Tsunami terjadi 15 menit setelah gempa 7,2 skala Richter pukul 21.42, Senin 25 Oktober di pesisir barat Kepulauan Mentawai, korban-korban tewas terus bertambah. Sampai Rabu 27 Oktober 2010 pukul 18.00, sudah mencapai lebihdari 200 orang tewas.
Sehari sesudahnya, yakni 26 Oktober 2010 sekitar pukul 17.00, gunung Merapi mengeluarkan letusan sekitar tiga kali. Semburan material Merapi diperkirakan mengarah ke selatan, tepatnya ke arah Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Bukti letusan ditandai dengan menggumpalnya awan panas atau wedhus gembel yang membawa material pasir panas versuhu 500 derajat Celcius. Gumpalan awan panas tersebut mampu mencapai 6 kilometer dari sumber letusan dan menerjang perkampungan yang akhirnya menimbulkan beberapa orang tewas. Hingga saat tulisan ini diposting, korban telah mencapai 29 orang tewas. Satu diantara korban tewas tersebut adalah Mbah Marijan.
Inalillahi wainna ilaihiroji’un.
Kami keluarga besar SPERO JOG-JA mengucapkan turut berduka cita yang mendalam.... Semoga apa yg terjadi mampu menjadi ibrah bagi kita semua untuk selalu dekat dengan Allah SWT.(NW)
Sekilas SMP Negeri 2 Jogorogo Ngawi Jawa Timur
SMP Negeri 2 Jogorogo. Ini adalah blog resmi yang kami posting untuk kepentingan peningkatan mutu di SMP Negeri 2 Jogorogo. Bagi para pemerhati pendidikan diharapkan sumbang sih pikiran, wawasan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi tujuan peningkatan mutu itu tercapai.
SMP Negeri 2 Jogorogo terletak di desa Jaten, desa Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Kurang lebih 2 kilometer dari pusat kecamatan Jogorogo menuju ke arah tempat wisata air terjun Srambang.
SMP Negeri 2 Jogorogo juga dikenal dengan sebutan SPERO JOG-JA yang berarti SMP Negeri 2 (loRO) JOGorogo di Jaten)
Selamat Berkarya ...**
(NW)
Langganan:
Postingan (Atom)